Langkitang is a type of freshwater snail that lives in the lake, river, until the estuary, black and elongated shell, as big as pinkie. This culinary is processed by dry dripping with thick coconut milk and green chilies so that the sauce is low.
Langkitang one of the typical food in Minang, shell-shaped animals that resemble a snail is very delicious eaten as a friend chatting at the beach on the day. Likewise, the pens are shell-like but more like mussels, both of which will be very tasty if processed correctly.
Langkitang ini adalah salah satu jenis siput air tawar yang hidup di danau, sungai, hingga muara. Cangkangnya hitam dan memanjang, sebesar kelingking. Langkitang ini diolah dengan cara digulai kering dengan santan kental dan cabai hijau sehingga kuahnya tinggal sedikit.
Bumbu dan santannya semua meresap ke dalam cangkang langkitang, yang ujungnya sudah dipotong. Jadi rasanya gurih dan lezat dengan aroma gulai yang wangi dan tidak berbau lumpur. Rasa pedasnya juga hanya selayang karena menggunakan cabai hijau sehingga warna kuahnya juga kuning kehijauan. Pas untuk camilan karena tidak terlalu pedas. Pemotongan ujung cangkang ini bertujuan agar siput ini bisa disedot.